Adapun manfaat mempelajari psikologi perkembangan bagi guru
dan calon guru adalah:
Ø
Guru/calon guru dapat menghadapi anak didiknya
secara tetat sesuai dengan sifat-sifat khas yang ditampilkan anak didiknya itu.
Sebagi contoh : anak berumur 6-12 tahun yang perkembangannya normal menunjukkan
tingkah laku produktif tinggi (Erikson,1960). Pada periode ini anak ingin
berbuat sesuatu yang menunjukkan hasil, memiliki ide yang banyak, yang ingin
ditampilkannya. Oleh karena itu guru hendaknya memberi kesempatan dan
rangsangan agar anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan. Di samping itu
yang lebih penting lagi adalah sikap guru yang menghargai ide dan berbagai
ciptaan anak didiknya dengan sengaja, bukan hanya secara sambil lalu. Jika guru
melakukan hal itu maka dalam diri anak akan timbul perasaan yakin diri bahwa ia
mampu dan harga dirinya akan meningkat.
Ø
Guru dapat memilih dan menetukan tujuan, materi,
alat, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
intelektual anak didik. Siswa sekolah dasar khususnya kelas rendah, sedang
dalam tahap berfikir konkrit permulaan. Oleh karena itu tujuan belajar
hendaknya yang sederhana dan dalam bentuk tingkah laku yang jelas. Demikian
pula materi belajar hendaknya terkait dengan pengalaman anak yang ada
disekitarnya. Contoh : Anak dalam belajar membaca, maka materi belajar
hendaknya terdiri dari kata-kata yang pernah dialami atau dipahami anak melalui
pengalaman lingkungannya.
Ø
Guru dapat mengadapi anak didik dengan benar
dalam membantu membentuk tingkah laku yang benar. Guru yang mempelajari
psikologi perkembangan menyadari bahwa anak yang dihadapinya adalah sedang
dalam proses perkembangan. Contoh : Wajarlah anak melakukan kesalahan dalam
tingkah laku, karena kekrang tahuan dan kekurang mampuannya.
Ø Guru
dapat terhindar dari pemahaman yang salah tentang anak, khususnya tentang
keragaman yang mempengaruhi kemampuannya dalam belajar. Ada anak yang
cepat dan ada anak yang lambat perkembangan kemampuannya. Sebagai contoh :
memperlakukan anak di dalam kelas tidaklah sama, karena pada prinsipnya akan
kita jumpai paling tidak tiga kelompok anak taraf kemampuan yang berbeda yaitu
anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
0 komentar:
Posting Komentar